Saturday, July 23, 2011


Adrianne Aziana a.k.a Anz, mungkin kamu belum pernah dengar nama ini. Tapi tidak bagi semua mahasiswa-mahasiswi juga civitas akademika Universitas Bina Bangsa. Anz bukanlah nama yang asing bagi mereka. Bagaimana tidak ? Anz adalah cewek paling mencolok dan populer di universitas tersebut. Cantik, seksi, kaya, pintar, dan ramah. Tapi sayang, Anz terkenal juga suka gonta ganti pasangan. Bukan karena dia adalah seorang playgirl atau pembosan, tapi entah kenapa setiap cowok yang dekat dengannya hanya ingin memanfaatkannya. Tidak ada yang selama ini dengan tulus mencintainya. Mereka hanya mengincar harta dan reputasi Anz sebagai cewek kaya dan populer.
Seperti hari ini, Anz baru saja bertengkar hebat dengan Adam, cowok yang baru dipacarinya selama 2 minggu. Adam adalah cowok populer di Universitas Bina Bangsa. Adam ketahuan mencium seorang cewek di diskotek dan itu dipergoki oleh Avi, sahabat Anz yang kebetulan sedang ke diskotek itu. Avi langsung merekam adegan  Adam yang sedang mencium seorang cewek dengan ponselnya.
“ Bisa aja kan si Avi itu buat – buat video itu biar kita berantem!” seru Adam ke Anz.
“ Oh ya ? Buat apa Avi merekayasa ? Dia sahabat gue dari kecil! Dia nggak mungkin ngebohongin gue. Udahlah, Adam. Lo juga sama kan kayak cowok-cowok lain ? Lo pacaran sama gue cuma buat manfaatin gue kan ?!” balas Anz.
“ Ya !! Gue juga sama kayak cowok-cowok yang pernah pacaran sama lo! Gue macarin lo itu juga buat main – main doank. Anz, lo memang cantik, kayak, pinter, seksi, tapi lo terlalu polos dan sama sekali nggak menarik. Buat apa pacaran sama cewek yang nggak mau diajak pergi ke diskotek, nggak mau diajaka ciuman, dll ? Basi! “ Adam membuka kedoknya sendiri.
            Ya. Memang Anz selalu menolak dengan gaya pacaran yang kelewat batas. Hampir semua cowok yang pernah pacaran sama Anz diputusin gara-gara gaya pacaran mereka.
            Fine! Now I already know what kind of guy you are. Thank you for dating me for two weeks!” kata Anz dan ia langsung berjalan meninggalkanAdam.
            Hey girl, before you go to another relationship, please study how to kiss your boyfriend! Hahaahahahaha! “ ejek Adam.
            Mendengar Adam berkata begitu, Anz langsung membalikkan badannya. Wajahnya memerah karena sangat marah, tangan kirinya mengepal keras, nafasnya memburu, dan tangan kanannya yang sedang memegang gelas kertas berisikan cappuccino yang tinggal seperempat siap beraksi. Anz mendekati Adam lagi.
            Say it once again! “ ujar Anz.
            Should I ? OK, I will. Before you go to another relationship, it’s better for you to learn how to kiss your boyfriend. Believe me, Anz. You won’t ever be cheated by your boyfriend anymore. “ kata Adam dengan nada nyeleneh.
            “ Hmmm … good advice. I will try to learn it then. Oh ya, ini salam perpisahan untuk kita. Thank you Adam! “ kata Anz dengan senyum manis memukau dan langsung menyiramkan cappuccino-nya yang ada di tangan kanannya ke wajah Adam.
            Adam sangat kaget. Ia langsung menyeka wajahnya. Anz tertawa puas. Adama mengibas-ngibaskan bajunya yang basah dan bernoda juga berbau kopi.
            Damn you, Anz ! “ Adam berteriak.
            You’re a thousand times jerk than me! Enjoy that! “ kata Anz  lega.
            Tapi selega-leganya Anz dengan menyiramkan cappuccino ke wajah Adam, ia tetap Anz yang rapuh hatinya. Satu kebiasaan Anz kalau sedang galau begini adalah pergi ke café favoritnya, Tiramisu Café. Ya, café ini hanya menyediakan berbagai macam tiramisu. Dan tiramisu adalah cake kesukaan Anz dari masa ke masa. Begitu sampai di Tiramisu Café, Anz segera mengambil tempat di pojok café yang memiliki view indah dan ia merasa lebih jelas mendengarkan setiap lagu yang dialunkan home band café itu. Saking seringnya Anz ke café itu, ia bahkan hafal beberapa nama pelayan disana.
            “ Selamat sore, Mbak Anz! Hari ini mau pesan apa ? “ sapa seorang waiter yang di dadanya ada name tag dengan nama “ RIO “.
            “ Eh Mas Rio. Aku mau pesen classic tiramisu aja hari ini. Oh ya, tetep sama …,”
            “ Lemon Tea Ice dengan extra lemon biar lebih asam kan ? “ kata Rio, si waiter itu, memotong kalimat Anz.
Anz yang ternganga buru – buru mengatupkan mulutnya dan menggantinya dengan senyum manis.
            “ OK, tunggu sebentar ya mbak! “ lalu Alvin berlalu dari hadapan Anz.
            Tak berapa lama, Rio membawa pesanan Anz. Rio meletakkan piring berisi satu slice classic tiramisu berhiaskan strawberry segar dan dikelilingi oleh saus coklat yg nikmat, juga lemon tea ice dengan extra lemon di depan Anz dengan hati-hati.
            “ Terima kasih, Mas Rio!” kata Anz begitu Rio selesai menaruh pesanan Anz di meja
            “ Sama-sama, Mbak! Kalau ada yang bisa saya bantu, silahkan panggil saya. Permisi. “ ujar Rio sopan.
            Hampir di semua kunjungan Anz ke Tiramisu Café, Rio selalu melayani Anz dengan senang hati. Rio, 25 tahun, lulusan D3 di sebuah universitas, tampan, dan ramah. Seharusnya Rio bisa mendapat pekerjaan lebih dari seorang waiter. Tapi entah kenapa ia tetap bertahan menjadi waiter. Pernah sekali Rio memergoki Anz menangis sesenggukan dengan air mata berderai-derai sambil memainkan sedotan lemon tea-nya. Ia terus memperhatikan Anz walaupun ia sendiri juga sibuk melayani pelanggan. Tapi hari itu, Anz bertahan di tempat duduk café itu hingga waktu café itu tutup. Kerjaannya hanya memandang ke arah luar café , memesan lemon tea ice hingga tujuh kali, dan sesekali mengusap air matanya yang mengalir. Karena café sudah hampir tutup, maka Rio menghampirinya.
            “ Maaf Mbak, kami akan tutup. “ kata Rio pelan.
            Namun alangkah terkejutnya Rio begitu Anz tiba-tiba langsung memeluk pinggangnya. Ia malah menangis keras sambil memeluk pinggang Rio. Rio buru-buru menenangkan Anz sembari tak mempedulikan tatapan aneh teman-temannya. Rio melepaskan pelukan Anz perlahan dan buru-buru mengambil tas kerjanya. Dibimbingnya Anz keluar café dan ia tetap menenangkan cewek yang sedang hancur hatinya. Itu terjadi di masa-masa Anz saat putus dengan Ronald, teman masa kecilnya yang akhirnya saat itu menjadi pacarnya selama 4 tahun, namun harus berakhir ketika Ronald memutuskan untuk menerima pernikahan dengan Laura, cewek yang dijodohkan orang tuanya, di usia 20 tahun. Jadi, Rio dan Anz sebenarnya cukup dekat, walau hanya sekedar sebagai waiter dan customer.
            “ Mas Rio!” panggil Anz.
            Rio yang sedang mengelap gelas dan piring meninggalkan pekerjaannya sejenak dan berjalan menemui Anz.
            “ Ya, Mbak Anz ? Ada yang bisa saya bantu ?” tanya Rio.
            “ Saya butuh bantuan dan tadi Mas Rio bilang, jika saya butuh bantuan, maka saya harus memanggil Mas Rio, ‘kan ? “kata Anz.
            “ Hmmm ya benar, saya tadi berkata begitu. Lalu, apa yang bisa saya bantu ? “ ujar Rio.
            “ Boleh temani saya mengobrol disini ? Sebentar saja …, “ pinta Anz.
            “ Hah ? “ Rio terperangah.
            “ Jangan khawatir, saya akan minta izin ke Mas Aldi. Saya hanya butuh 15 menit. “ tukas Anz dan lalu ia beranjak menemui Mas Aldi. Mas Aldi adalah manager Tiramisu Café. Rio tidak sempat menjawab.
            Rio melihat Anz berbicara dengan Aldi. Aldi mengabulkan permintaan Anz. Senyum manis Anz kembali disunggingkan. Ketika Anz berbalik kembali ke mejanya, Rio buru-buru mengalihkan pandangannya.
            “ Silahkan duduk, Mas Rio!” kata Anz sembari mempersilahkan Rio duduk.
            “ Mbak Anz mau bicara apa dengan saya ?” tanya Rio.
            Anz, please. No ‘mbak’ at the beginning. “ jawab Anz.
            “ Ah, OK … Anz. “ujar Rio kaku.
            Anz menghela nafas panjang. Nafasnya berat. Sebelum bicara, diraihnya gelas berisi lemon tea ice di depannya dan meminumnya hingga  tinggal setengah.
            “ Saya sedang galau. “ kata Anz memulai pembicaraan.
            “ Saya tahu. “ ujar Rio.
            “ Gimana Mas Rio tau ? “
            Rio, please …, “
            “ Oh, OK Rio .., “.
            “ Aku selalu perhatikan kamu, Anz. Kamu datang kesini selalu dengan muka yang kusut, datar, tak ada cahaya kebahagiaan di mata kamu, dan selalu cemberut. Walau kamu berusaha menyembunyikan kesedihanmu, aku tahu kamu sebenarnya sangat sedih. Itu terlihat sewaktu kamu memandang aku saat memesan makanan. “ ujar Rio.
            “ Termasuk hari ini ? “
            Totally true! Maaf, kalau aku boleh tahu, apakah kali ini masalahmu sama dengan yang lalu – lalu ? “ tanya Rio.
            “ Maksud kamu ? “ Anz bertanya balik.
            “ Putus cinta. Patah hati. Seperti kisahmu dengan …, ah maaf. “ Rio tak berani melanjutkan kata-katanya.
            “ Kamu benar, Rio. Kali ini tetap sama. Hal yang terjadi dengan Aku dan Ronald, sekarang terjadi lagi dengan aku dan Adam. Aku nggak pernah ngerti, sebenarnya aku kurang apa, Rio? Mereka bilang, aku ini sesosok cewek yang hampir sempurna secara fisik dan otak. Tapi, kalaupun begitu kenapa kisah cintaku nggak semulus dan seindah Brad Pitt dan Jennifer Aniston atau …,”
            “ Brad Pitt dan Jennifer Aniston akhirnya bercerai, Anz.” Rio memotong kalimat Anz.
            “ Ah, iya! Nah intinya, kenapa kisah cintaku nggak semulus dan seindah Cinderella atau kayak  Belle dan The Beast ?? “ Anz mengambil inti pembicaraannya dan menyuapkan potongan tiramisu ke dalam mulutnya.
            Rio mengambil nafas dan  menghembuskannya . Lalu, Rio memandangi Anz.
            “ Gimana rasa tiramisunya, Anz ?” tanya Rio.
            “ Seperti biasa, enak dan manis. “ jawab Anz sambil memasukkan potongan tiramisu lagi ke mulutnya.
            “ Tapi kalau kebanyakan makan tiramisu, ntar juga jadi pahit dan eneg loh. “ ujar Rio.
            “ Aku nggak pernah bosen makan tiramisu. Tapi …. iya sih … kalau aku makan 2-3 slices lagi, mungkin aku juga bakal eneg. “ Anz menyetujui statement Rio.
            “ Sama halnya dengan cinta, Anz. Menurut pemikiran aku, kalau kita jatuh cinta dengan seseorang, jangan berikan semua cintamu. Kalau sekarang kamu punya 10 cinta, jangan habiskan sepuluh-sepuluhnya untuk cowok itu. Yang ada lama-lama kamu juga bakal ngerasa pahit sendiri. Kamunya sangat cinta, tapi ternyata tidak dengan cowok itu.” ujar Rio.
            Anz terdiam mendengar kata-kata Rio.
            “ Selain itu, karena kamu terlalu cinta, maka si cowok juga sering memanfaatkan kamu, Mereka berpikir kalau kamu sangat cinta ke dia dan kamu nggak mungkin bisa meninggalkan dia. Akhirnya yang ada, dia berbuat seenak jidatnya. Kayak selingkuh di belakang kamu seenaknya. Itu salah satu akibat terlalu cinta kepada manusia, Anz.” Lanjut Rio.
            “ Jadi itu kekurangan aku ? Terlalu cinta kepada manusia ? “ tanya Anz.
            “ Kamu udah denger pendapat aku. Kamu bisa nyimpulin sendiri kan ? “ kata Rio sambil tersenyum manis. Senyum Rio membuat hati Anz bergetar.
            “ Selain itu, tiramisu itu juga melambangkan arti hidup loh. Tiramisu kan terdiri dari beberapa lembar cake. Ada lapisan egg yolk , ada lapisan mascarpone cheese, ada lapisan kopi dan coklat, dan juga biskuit ladyfinger ditengah-tengahnya. Hidup itu terkadang lembut kayak lapisan egg yolk dan mascarpone cheese, tapi bisa jadi pahit dan berkerikil kayak waktu kamu menggigit lapisan kopi-coklat dan menggigit biskuit ladyfinger. Jadi Anz, hidup ini tidak selamanya indah dan yang paling penting hidup ini cuma sekali. Tugas kamu sekarang adalah buat hidup yang kamu bilang itu kurang indah menjadi lebih indah. Aku nggak tau caranya. Cuma diri kamu dan Tuhan yang tau gimana membuat hidup kamu lebih indah walaupun kamu sedang dalam masa pahit atau menginjak batu-batu kerikil. “ jelas Rio panjang lebar.
            Anz tersenyum lebar mendengarkan celotehan panjang Rio. Rio merasa nggak enak hati melihat senyum Anz itu. Tidak kalah manis dengan senyumnya.
            “ Kenapa, Anz ? Koq cuma senyum aja ? Aku kebanyakan ngomong ya ? Maaf ya kalau aku kesannya mengajari kamu. “ kata Rio nggak enak hati.
            “ Nggak, nggak Rio. Apa yang kamu bilang itu benar. Aku setuju. Aku seneng kamu banyak omong hari ini. Mungkin malam ini aku akan tidur nyenyak. Nggak mikirin lagi saat-saat aku putus dengan Adam hari ini. “ kata Anz senang.
            “ Berlebihan.” Kata Rio singkat dan sambil menahan tawanya.
            “ Menurut aku nggak. “ tangkis Anz.
            Tiba-tiba, Aldi, manager Tiramisu Café menghampiri Anz dan Rio. Dengan sopan ia berkata,
            “ Maaf mengganggu, Mbak Anz. Bukannya saya kurang sopan, namun sekarang Rio harus kembali bekerja. Saya mohon maaf kalau saya memotong pembicaraan Mbak dengan Rio. “.
Aldi membungkuk hormat kepada Anz dan lalu berbalik kembali ke tempatnya. Anz membalas Aldi dengan anggukan.
“ Maaf Anz, aku harus kerja lagi. Semoga kamu udah merasa lebih baik daripada tadi. Be a strong woman, Anz. You can do it! “ kata Rio sambil berdiri tempat duduknya dan membenarkan posisi tempat duduk itu.
“ Sebentar, Rio! “ Anz buru-buru menggenggam tangan Rio. Rio terkejut, lagi.
“ Kenapa, Anz ? “ tanya Rio.
“ Besok …….. aku dateng lagi. Kamu ……. mau nggak bikinin aku tiramisu termanis ? Spesial untuk aku. Nggak pake rasa pahit!” pinta Anz.
“ Kalau nggak ada pahitnya, namanya bukan tiramisu, Anz, Itu namanya Cheese cake. “ kata Rio.
Whatever the name is, I will ask for the sweetest tiramisu tomorrow. It has to be made by you! I’ll see you! “ ujar Anz tak peduli. Ia buru-buru mengambil tas dan menuju kasir.
Tinggal Rio yang hanya tersenyum melihat Anz keluar dari café itu.


Welcome to Aka Kobo Chan's Blog !

I am a broadcasting student. This blog contain everything. You can read about my review, my project plan ( as a broadcaster, absolutely), and whatever they are. So come in ! :-D

By :
Free Blog Templates